Malraterkini.com.– Publik Maluku Tenggara kini diramaikan perbincangan bakal calon bupati dan wakil bupati yang bakal berkontestasi pada Pilkada Malra 2024. Dalam kurun waktu sebulan terakhir, partai politik rame-rame membuka pendaftaran bacalon. Dari sejumlah figur bacalon bupati, sosok Djamaludin Koedoeboen mengundang perhatian.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang keseharian berprofesi pengacara di ibukota negara, Jakarta itu secara mengejutkan mengambil formulir pendaftaran di beberapa partai politik. Menariknya, ia sendiri sementara memimpin tim penjaringan dan penyaringan bacalon bupati dan wakil bupati DPC PKB Kabupaten Malra.
Djamaludin Koedoeboen atau lebih akrab disapa Bang Djamal itu, sesungguhnya tidak asing lagi dimata publik karena rekam jejak dirinya yang cukup dikenal masyarakat pernah menjabat sebagai Ketua DPRD Kota Tual, mantan Ketua KNPI Malra, dan kini berprofesi sebagai pengacara yang menangangi masalah hukum beberapa tokoh nasional, artis, dan saat ini sebagai salah satu lawyer yang menangani kasus korupsi Mantan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo.
Djamal menjelaskan alasan keseriusan maju untuk bersaing dalam kontestasi balon Cabup Malra adalah karena keterpanggilan setelah melihat kondisi dan perkembangan daerah tempat tumbuh belum berkembang. “Sudah 15 tahun saya tinggal di Jakarta namun setiap bulan saya akan kembali ke daerah karena keluarga saya ada disini, dan juga setiap saya kembali, saya akan langsung juga mengunjungi kampung saya yaitu Desa Ohoiwait. Sehingga saya mengetahui secara baik kondisi daerah ini,” ungkap Djamal kepada wartawan di kediamannya, Sabtu (27/4/2024).
Djamal menegaskan mengenal baik potret kondisi Kabupaten Maluku Tenggara. Ia menilai, ada tipikal kepemimpinan yang kurang progresif dalam menentukan langkah dan Kepada media bertempat dikediamannya, Sabtu (27/4/2024),,”urainya.
Dari kondisi dipaparkan, muncul pertanyaan dalam benaknya,dimana kehadiram pemerintah sebagai tumpuan dan harapan masyarakat. “Menurut saya secara pribadi, nyaris tidak ada progres dari waktu ke waktu, ” paparnya.
Ia menilai bahwa kondisi Maluku Tenggara tergolong daerah termiskin ekstrim dan turut menjadi sumbangsih bagi Provinsi Maluku sebagai salah satu daerah termiskin di Indonesia. “Saya selalu fair, jika ada yang baik saya bilang baik, jika tidak saya bilang tidak, hal ini yang membuat ada panggilan moral bagi saya untuk membangun daerah ini,” pungkasnya. (TIM).