MalraTerkini.Com – Pemerintah Daerah melalui Dinas Kesehatan Maluku Tenggara menjelaskan angka Stunting pada tahun 2024 telah mengalami penurunan.
Hal ini disampailan Plt. Kepala Dinas Kesehatan Malra Muchsin Rahayaan saat rapat koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Malra di aula Bappelitbangda,Jumat (20/9/2024).
Dijelaskan, tahun 2023 jumlah stunting sebanyak 1.153 atau 16,50 persen, akan tetapi 23 April 2024 jumlah ini berkurang menjadi 1.145 atau 15.60 persen. Jumlah balita yang dipantau 92 % dengan sasaran 8.005 balita dan balita dipantau 7.340.
Muchsin menegaskan Petugas Dinas Kesehatan telah berupaya melakukan intervensi spesifik di ohoi-ohoi dan kecamatan. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang lain belum melakukan intevensi sensitif secara bersama-sama, sehingga penurunan angka stunting belum optimal.
“Jika petugas ingin memperoleh angka penurunan stunting yang optimal, maka program dan kegiatan intervensi sensitif seharusnya difokuskan di ohoi-ohoi lokus stunting. contohnya program pembangunan jamban (septic tank), penganekaragaman makanan lokal dan pemanfaatan pekarangan.”Terangnya.
Selain gizi dan pola asuh. Ada pula penyebab anak menjadi stunting antara lain karena kondisi rumah tidak laik huni dan keterbatasan air bersih.
“Petugas kesehatan di Puskesmas dan Posyandu telah melakukan intervensi spesifik seperti pemberian tablet tambah darah dan pemeriksaan kesehatan ibu hamil KEK. Walaupun memiliki keterbatasan, pihaknya senantiasa berupaya mencegah stunting baru. Oleh sebab itu dirinya minta dukungan para kepala ohoi agar secara terus menerus memberikan makanan tambahan melalui dana desa.”tambahnya.
Angka stunting masih tinggi di Kecamatan Kei Besar Utara Timur, Kei Besar Utara Barat dan Kei Kecil Barat.
Rahayaan mengapresiasi petugas rumah singgah Hanarun Ohoi Debut yang berhasil menurunkan 12 balita stunting menjadi empat balita.
“kami akan memberikan perhatian kepada pengelolaan rumah singgah Hanarun di Ohoi Dudunwahan yang saat ini mulai menunjukan keberhasilan,”tutupnya.