Pimpinan dan Anggota DPRD berbincang dengan warga terkait bencana di Desa Weduar. (Foto: istimewa)
Malraterkini.com.- Pasca banjir rob dan tanah longsor yang mengepung Pulau Kei Besar Kabupaten Maluku Tenggara sejak 1-2 Juni 2025 lalu dilaporkan kerusakan parah terjadi di Desa Weduar dan Desa Ohoirenan di Kecamatan Kei Besar Selatan.
DPRD Kabupaten Maluku Tenggara langsung merespon. Rombongan wakil rakyat itu dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Kabupaten Malra, Stepanus Layanan meninjau beberapa titik lokasi banjir di Kecamatan Kei Besar Selatan, Rabu 4 Juni 2025.
Di Desa Weduar, nampak kerusakan di jalan rabat di salah satu lokasi dalam desa. Patahan jalan di beberapa titik. Parahnya lagi, delapan bangunan rumah warga berada di lereng perbukitan desa terlihat rusak berat. Retakan dinding rumah, lantai rumah, dan seluruh bangunan rumah nyaris ambruk.
Kerusakan rumah warga dan talud sungai di Desa Ohoirenan. (Foto: istimewa)
Sementara di Desa Ohoirenan, total rumah 8 mengalami rusak berat, drainesi sepanjang jalan masuk desa 1 kilometer rusak parah dihantam bebatuan, dan jalan aspal sepanjang masuk desa mengalami rusak parah. Bebatuan dan tanah dari perbukitan yang terbawa air menutup badan jalan. Akibatnya akses masuk keluar Desa Ohoirenan terhenti selama 2 hari. Kerusakan juga terlihat di talud aliran sungai, sepanjang 1 kilometer yang mengalami patahan.
Kepala Desa Ohoirenan, Yulius Rahalus mengatakan hujan lebat yang terjadi sejak tanggal 2 Juni 2025 lalu, mengakibatkan rumah warga alami rusak parah. Peristiwa alam ini baru kembali terjadi sejak 1985 lalu.
“Ini siklus alam, kondisi bencana baru kembali terjadi setelah puluhan tahun. Warga sudah kami minta untuk direlokasi, karena khwatir akan berdampak, ” ungkap Rahalus saat berbincang dengan rombongan DPRD Kabupaten Malra, Rabu (4/6/2025).
Rahalus meminta agar pemerintah daerah dapat membantu kerusakan yang terjadi baik rumah warga dan infrastruktur jalan serta drainase.
“Kita butuh nantinya pembangunan rumah warga yang direlokasi,dan infrastruktur jalan aspal sepanjang 1 kilometer yang rusak, dan perlu adanya drainase diperkirakan dengan lebar dan tinggi 1 meter, “pintahnya.
Jalan rabat(setapak) di Dalam Desa Weduar dan rumah warga ambruk. (Foto: istimewa)
Wakil Ketua DPRD Malra, Antonius Renyaan menegskan sebagai wakil rakyat akan memperjuangkan kepentingan rakyat. Hanya saja, dibutuhkan kerjasama dengan pemerintah desa agar menyediakan informasi berupa data sebagai dasar pengambilan kebijakan.
“Kami hadir agar memastikan bencana yang terjadi mendapat perhatian pemerintah. Karena itu, kami juga butuhkan data riil sehingga ketika kami berbicara atas nama rakyat akan kami perjuangkan dan kepentingan harus menjadi prioritas dan kami akan mendesak pemerintah daerah untuk menjadi perhatian, ” tegas Ketua DPD Nasdem Kabupaten Malra itu.