Politisi Senior PDI Perjuangan, Eusebius Utha Savsavubun bersama Petahana Bupati Malra, Muhammad Thaher Hanubun. (Foto:Istimewa)
Malraterkini.com.- Politik identitas berupa isu agama yang dikembangkan oleh tim pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Maluku Tenggara tertentu jelang Pilkada. Hal ini disayangkan oleh Politisi senior PDI Perjuangan, Eusebius Utha Savsavubun.
Utha (sapaan akrab) menyayangkan adanya politik identitas berupa isu agama. Sejatinya, masyarakat adat Kei yang memiliki falsafah ‘ain ni ain’ tak seharusnya menggunakan isu agama.
“Saya telah berkomunikasi dengan Wakil Uskup Wilayah Kei Kecil, sesuai perintah Bapa Uskup (Mgr.Inno Ngutra), gereja bersikap netral. Ini perintah Bapa Uskup dan sudah diumumkan di mimbar gereja, ” tandas Utha saat kampanye di Kota Elat, Kecamatan Kei Besar, Selasa (12/11/2024).
Ada tim pasangan calon yang meminta gereja bersikap netral pada Pilkada Malra 2024. Sayangnya, di lapangan tim paslon dimaksud menggunakan simbol-simbol gereja untuk meraup suara pemilih yang seiman.
“Saya minta hentikan langkah-langkah tersebut. Karena itu hanya menutupi saja, kekurangan, ketidakmampuan, kreatifitas dan inovasi pasangan calon untuk membangun Maluku Tenggara, “ketusnya.
Mantan Anggota DPRD Kabupaten Malra empat Periode itu, mengajak warga Pulau Kei Besar untuk memberikan kesempatan kepada pasangan MTH-VR untuk melanjutkan pembangunan Kabupaten Malra untuk lima tahun kedepan.
“Bagi bapak, ibu saudara, saudari sekalian yang masih sampai saat ini belum menentukan sikap politik. Segera bergabung, ini kesempatan kita berikan ruang dan waktu sekali lagi bagi pasangan MTH-VR untuk menyelesaikan kepemimpinan lima tahun,”ajaknya. (Tim)