MalrtaTerkini.com – Pemerintah Ohoi Watuar, kecamatan Kei Besar kembali lagi menggelar ritual adat yang di kenal dengan sebutan,”PELLA. Yang telah dilaksanakan para leluhur.
Hal ini disampaikan PJ Kepala Ohoi Watuar Adre Yamlean, lewat ketua BPO Andrianus Yamlean, kepada media saat jumpa di Ohoi Watuar,” Sabtu(12/10/2024).
Dikatakan Ritual tersebut dilakukan akibat terjadinya pelanggaran Adat atau masalah perkawinan yang telah terjadi Yang semestinya kata Pela tersebut berarti ikatan adat yang tidak bisa di ingkari sejak leluhur.
” Namanya juga kita manusia, ,”Apa mau dikata semuanya telah terjadi,” ucap Yamlean pehun pasrah.
Dapat diketahui, Ohoi Watuar memiliki ikatan PELA dengan Ohoi ohoinangan, Fangamas dan Rahareng.
“Yamlean juga menjelaskan, ritual adat tersebut dilakukan guna melakukan pembersihan adat yang telah di lakukan melanggar hukum adat yang berlalu,” ungkapnya.
Tradisi ini juga telah terjadi kevakuman yang tidak lagi di lakukan sejak kurang lebih 40-50 tahun hingga saat ini.
Pembersihan adat yang berlangsung di tandai dengan Hawear ( daun kelapa putih) dan Van baran(busur panah) dengan arti yang sangat menakjubkan.
Tak hanya itu, adapun sangsi adat yang di buat dari Ohoi Watuar guna dapat menembus seluruh kesalahan yang telah terjadi, yakni Satu buah Lela, Mas dan uang. Hal tersebut dapat dilakukan guna menjadi bukti cerita sejarah dan tanda (Tom-Tad)
Lebih lanjut ritual itu bertujuan untuk membersihkan seluruh kesalahan dan pelanggaran yang telah terjadi, agar seluruh Usaha baik pembangunan Ohoi dan pendidikan anak-anak di Ohoi dapat berjalan dengan baik sesuai dengan keinginan dan cita-cita yang telah menjadi harapan kita bersama,” sambung Yamlean.
Untuk itu dirinyapun berharap, agar generasi muda penerus Ohoi ini tidak lagi melakukan pelanggaran adat istiadat yang berkaitan dengan ikatan PELA. Namanya PELLA berarti ikatan satu keluarga yang sangat erat dan kuat,” tutup Andre.