Malraterkini.com.- Sikap Penjabat Bupati Maluku Tenggara Jasmono yang tidak menghadiri acara Pembukaan Rally Rosario yang digagas DPC PMKRI Langgur mengundang rasa kekecewaan dari para aktivis organisasi mahasiswa Katolik tersebut.
Kepada wartawan, Ketua presidium PMKRI Cabang Langgur Mgr. Johannes Aerts, Msc periode 2023-2024 Sanherip Yakobus Lanikari menjelaskan kronologis kekecewaan organisasi kemahasiswaan yang dipimpinnya dan menunjukan adanya diskriminasi bagi organisasi Katolik di Maluku Tenggara.
Sahnerip menuturkan, tanggal 29 mei 2024 Presidium Hubungan Masyarakat Katolik (PMHK) PMKRI cabang Langgur selaku ketua panitia pelaksana kegiatan Rally Rosario
membawa surat undangan kepada Penjabat Bupati Maluku Tenggara Jasmono di Kantor Bupati Malra.
“Kami susah payah menunggu selama 2 jam, bersama Ketua Panitia menunggu Pak Penjabat Bupati selama 2 jam. Setalah ketemu dengan Penjabat Bupati, ketua melaporkan kegiatan Relly Rosario dan meminta kesediaan Bupati untuk membuka kegiatan,” tutur Sahnerip mengisahkan pertemuan PMKRI bersama Penjabat Bupati Malra.
Sambung kata Sahnerip, ketika diundang Penjabat Bupati Malra mengaku tidak bisa menghadiri karena ada kegiatan di Kecamatan Kei besar dan nantinya ada perwakilan dari pemda Maluku Tenggara untuk membuka kegiatan yang digelar,Kamis 30 Mei 2024 sekira pukul 22:00 WIT berlokasi Lokasi Makam Mgr Yohanes Aerts dan kawan-kawan di Langgur.
“Kami menunggu kedatangan perwakilan Pemda tetapi tidak ada perwakilan untuk membuka kegiatan kami. Kami PMKRI cabang Langgur merasa kecewa dengan Penjabat Bupati Maluku Tenggara, “ketusnya.
Sahnerip merasa sikap Penjabat Bupati Malra bersama jajaran Pemda menunjukan adanya perbedaan perlakuan bagi organisasi mahasiswa Katolik.
“Karena dengan kegiatan yang melibatkan seluruh orang muda Katolik wilayah ke Kei kecil 432 peserta tidak ada perwakilan dari Pemda untuk membuka kegiatan tersebut menunjukan adanya perbedaan perlakuan bagi organisasi Katolik di Maluku Tenggara, ” kesalnya. (TIM)