Kondisi Bangunan SD Naskat Haar Di Kecamatan Kei Besar Utara Timur. (Foto:istimewa)
Malraterkini.com.- Kisah pilu dunia pendidikan tak pernah habis. Kali ini, cerita sedih datang dari SD Naskat Haar yang terletak di Desa Haar Kecamatan Kei Besar Utara Timur, Kabupaten Maluku. Betapa tidak, sekira 6 tahun, atap ruangan sekolah hancur sehingga proses belajar sekolah hanya menggunakan 3 bilik ruangan.
Sayangnya, kondisi sekolah yang telah dilaporkan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Maluku Tenggara terabaikan, sehingga pihak sekolah dan warga Desa Haar bersepakat merehab atap sekolah menggunakan daun atap terbuat dari daun Rumbia atau biasa disebut atap rumbia.
Plt. Kepala SD Naskat Haar, Pastor Jemris Rankoli ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa pihaknya bekerja sama dengan orang tua murid guna pekerjaan rehab bangunan sekolah tersebut.Proses pekerjaan berupa gotong royong (maren).
” Kami ramai-ramai bekerja demi anak-anak didik kami” ungkapnya Pastor Jemris via telepon selulernya, Selasa (18/2/2025).
Disinggung soal usulan ke dinas pendidikan, tentang rehab bangunan tersebut, Pastor Jemris mengaku, pihaknya tidak mengetahui pasti apakah kepala sekolah sebelumnya pernah mengusulkannya. Namun, ia telah berkordinasi ke Dinas Pendidikan Kabupaten Maluku Tenggara, tahun 2024 lalu. Sayangnya, jawaban dari dinas tidak memberikan solusi.
“Saya pernah sampaikan ke dinas, soal atap yang sudah rusak ini, tapi dinas sampaikan bahwa anggaran sudah disusun dan dibahas, ” akuinya.
Atas kondisi tersebut, Pastor Jemris telah berkoordinasi dengan Wakil Uskup Wilayah Kei Besar, Pastor Yoppy Sorlury selaku pimpinan Yayasan Persekolahan Katolik di Kei Besar, dan hasilnya diputuskan sekolah harus rehabililitasi dengan swadaya sekolah dan masyarakat.
“Jika dihitung, untuk rehab atap 3 bilik ruangan dibutuhkan kurang lebih lima puluh juta rupiah, dan kami tidak memiliki anggaran sebesar itu sedangkan aktivitas sekolah harus berjalan, ” katanya dengan nada sedih.
Informasi yang dihimpun media ini, sudah. Sekira 6 tahun SD Naskat Haar hanya menggunakan tiga bilik ruangan kelas.
Dipergunakan untuk kelas 1-6. Kondisi dialami oleh tenaga pengajar dan para murid adalah 1-3 kelas digabungkan menjadi satu untuk proses belajar mengajar. Terkadang proses belajar mengajar menggunakan jam pagi dan jam siang. (*)