Tim Riset Polikant Kenalkan Produk Enbal Kalori Berbahan Dasar Hasil Laut. (Foto:istimewa)
Malraterkini.com.- Potensi sumber daya alam berupa pangan lokal di Kabupaten Maluku Tenggara tak hanya untuk konsumsi rumahan namun dapat pula dimanfaatkan menjadi bahan bernilai ekonomis.
Seperti dilakukan Tim Riset Berdikari Politeknik Perikanan Negeri Tual (Polikant) yang baru saja memperkenalkan hasil riset pengembangan pangan lokal enbal dan sagu berbasis hasil laut (kerang masngur, laor, dan rumput laut) Di Kepulauan Kei dengan perbaikan sanitasi higenis dan kemasan yang marketable.
Ketua Tim Riset Berdikari Polikant Ismail Marasabessy menjelaskan hasil riset yang dibuat timnya itu merupakan hasil peneilitian yang didanai oleh hibah dari Lembaga Pengelola Dana Penelitian (LPDP).
“Untuk Maluku penerima hibah hanya Politeknik Tual dan Politeknik Ambon. Proses penelitian ini sudah dilaksanakan pada tahun 2024,” jelas Ismael pada acara Media Gathering yang berlangsung di aula Kimson Langgur, Selasa (5/8/2025).
Kegiatan dibuka secara langsung oleh Direktur Polikant Yusron Ali Rahayaan dihadiri oleh Kepala Disperindag Malra, Dinas Ketahanan Pangan Malra, perwakilan UMKM Malra, serta siswa/siswi SMA/SMK lingkup Maluku Tenggara.
Kata Ismail, penelitian itu bertujuan memetakan potensi daerah dan potensi riset berdasarkan potensi daerah dimiliki.
“Karena roadmap pengembangan pangan lokal kita sudah jelas sehingga proposal ini bisa lolos dengan pemikiran bagaimana pengembangan enbal tapi bebrbasis hasil laut. Disatu sisi ada potensi laut yang tidak dimanfaatkan untuk penguatan pangan lokal,” paparnya.
Menurut Ismail, produk enbal yang ada saat ini lebih banyak inovasi dengan hasil darat seperti kenari dan kacang, tetapi tidak ada yang memanfaatkan inovasi hasil laut.
“Melalui evaluasi, kita lakukan riset, mencoba hasil laut yang ada seperti rumput laut, laor, dan kerang masngor. Hasil produk enbal kalori ini memiliki kadar protein yang tinggi dan kita sudah teliti,” paparnya.
Alhasil, tandas Ismail, hasil produk yang dikembangkan oleh Tim Riset Berdikari Polikant yakni enbal kalori melalui tahapan produksi dengan menggunakan teknik yang telah dikembangkan oleh tim riset seperti metode pengepresan enbal yang menggunakan alat press dan proses pembakaran enbal dengan metode matahari dan biomassa.
“Terdapat perbedaan yang kita dapatkan seperti proses press menggunakan metode tradisional dan penggunaan mesin press memberikan hasil yang sangat berbeda dan waktu proses yang terbilang jauh seperti alat press hanya memakan waktu 2-4 jam,dibandingkan cara tradisional membutuhkan waktu 10 jam,”ungkapnya.
Lebih lanjut dijelaskan, adapun pada sekali proses, Tim Riset dengan menggunakan ukuran 1 enbal Lenlun dengan berat 12 kilogram dapat menghasilkan produk sebanyak 1.120 Potongan (ukuran 30x50cm) untuk sekitar 50-60 paket berisi 20 potongan/paket.
Disinggung soal biaya produk, Tim Riset Berdikari Polikant menegaskan produk tersebut dibuat bukan untuk komersial pribadi Polikant tetapi akan diberikan kepada pelaku UMKM yang ingin berusaha, sehingga jika diestimasi terkait harga yang bisa dikenakan jika melihat produksi yang dibuat tim riset bisa mencapai Rp.65.000
“Produk ini bisa bertahan selama 6 bulan, kita sudah meneliti ketahanannya ini,”tandas Ketua Tim Riset Berdikari Polikant Ismail.(FJ)