Salah satu Hasil Pelatihan Bagi Nelayan di Maluku Tenggara (Foto: Website)
Malraterkini.com.- Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP) mendorong alternatif peningkatan pendapatan rumah tangga nelayan melalui kegiatan ekonomi kreatif. Salah satunya kegiatan mencetak batik ramah lingkungan dengan memanfaatkan bahan-bahan pewarna alami yang ada di wilayah pesisir yang disebut ecoprint.
Pelatihan ecoprint yang difasilitasi lewat pendanaan program GEF 6 CFI Indonesia Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM) In Eastern Indonesia (Fisheries Management Area (FMA) 715,717, 718) Components A, B and D, kali ini dilaksanakan di Langgur, Kabupaten Maluku Tenggara sejak tanggal 28-30 Mei 2024.
Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kreativitas dan keterampilan istri nelayan dan perempuan pesisir di Kabupaten Maluku Tenggara. Diharapkan inovasi baru ini mampu menjadi bekal membangun jiwa kewirausahaan sebagai upaya meningkatkan pendapatan keluarga dan berdampak meningkatkan ekonomi masyarakat sekitarnya, hingga berdampak pada pendapatan daerah Kabupaten Maluku Tenggara.
Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Maluku Tenggara Nicodemus Ubro, menyempatkan membuka kegiatan diversifikasi usaha wanita nelayan melalui pembuatan dan pemasaran ecoprint.
“Saya sangat bersemangat mendorong peserta agar mampu memanfaatkan peluang ini. Selain untuk meningkatkan pendapatan, juga menciptakan ikon baru oleh-oleh khas daerah lewat batik ecoprint,” tandasnya.
Ubro yang juga Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Maluku Tenggara mengucapkan terimakasih dan kebanggan setinggi tingginya kepada KKP, GEF-6 CFI Indonesia dan WWF US sebagai pendonor kegiatan ini.
“Kegiatan ini memiliki peran yang sangat penting dalam upaya peningkatan kapasitas dan kapabilitas ketrampilan usaha yang ada di Kabupaten Tenggara serta perluasan lapangan kerja bagi perempuan pesisir,” ucap Ubro.
Perwakilan PMU GEF-6 CFI Indonesia Faridatun Amalia Hasanah selaku Safe Guard and Gender Specialist, menyampaikan pentingnya pelatihan ecoprint.
Menurutnya praktek pelatihan ecoprint sederhana, mudah dipraktekkan, ramah lingkungan karena bahan yang digunakan tersedia di alam dan tanpa bahan percemar lingkungan.
“Batik ecoprint memiliki nilai jual yang tinggi sekalipun pembuatan terbilang sederhana tetapi bernilai jual tinggi karena memakai bahan alami, memiliki harga pasaran berkisar antara 300-500 ribu rupiah di pasaran dan yang terakhir sebagai alternatif tambahan bagi pendapatan usaha wanita nelayan” ungkap Amalia.
Praktek pembuatan batik ecoprint menggunakan daun sebagai motif dan pewarna alami pada kegiatan diversifikasi usaha wanita nelayan melalui pembuatan, promosi dan pemasaran ecoprint di Langgur.
“Pelatihan ini juga dimaksud agar nantinya produk ecoprint ini sebagai salah satu produk unggulan atau ciri khas dari Maluku Tenggara karena nilai jual ecoprint tinggi dipasaran dan juga potensi pasar karena daerah ini merupakan salah satu destinasi wisata yang sangat bagus sehingga wisatawan yang berkunjung bisa memperoleh cinderamata atau oleh oleh, ” tutupnya. (SAT/WEB)